Sabtu, 12 Maret 2022

Diam Tidak Selalu Emas:

Pernah nggak sih kalian punya doi atau bestie yang kalo ditanya “Kenapa sih, kok diem aja?” malah jawabnya nggakpapa atau cuman hurus "g" doang atau mungkin waktu ditanya “Aku ada salah, ya? Tolong jelasin dulu biar aku ngerti” eh jawabannya malah “pikir aja sendiri!”….. trus habis itu diem gatau sampe kapan..

Itu tuh ... sikap kayak gitu sering disebut dengan Silent Treatment, jadi.. buat kalian yang sering banget ngalamin marah, diem-dieman tanpa arah ketika marah, tulisan ini cocok banget! dijamin deh!

Silent treatment itu tindakan dimana mendiamkan seseorang ketika lagi ada konflik. Tapi.. silent treatment ini beda ya sama waktu jeda untuk regulasi emosi…

Mungkin ada yang bingung bedanya antara silent treatment dengan waktu jeda

Silent treatment :

  • ·         Tujuannya untuk menghukum orang lain dengan harapan dia akan mengerti sendiri.
  • ·         Gak ada batas waktunya mau diam sampai kapan
  • ·         Tidak didasari keinginan untuk menyelesaikan masalah

Waktu Jeda :

  • ·         Tujuannya unutk menenangkan emosi, memulihkan energy, dan berikir lebih jerniih.
  • ·         Ada deadline/batas waktu yang sudah disepakati.
  • ·         Didasaari keinginan untuk memberikan respon yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah.

Jadi sudah jelas kalau silent treatment itu bukan tindakan yang baik… ya gimana orang lain bias ngerti kalau kamunya cuma diem-diem bae… kan mereka juga bukan cenayang yaa yang bisa baca pikiran kamu…

Karena komunikasi yang tidak lancar adalah salah satu tanda hubungan yang tidak sehat. Jadi, kalau kamu memang sudah gak bisa menerima dan mentolerir lagi masalah itu, sebaiknya bicarakan saja dengan jujur

Karena gimana pun juga, kamu bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan apa yang kamu pikirkan, rasakan, dan keputusan yang akan dibuat bersama..

Kalau sudah tidak nyaman dengan hubungan itu ya leave it,

Kalau masih mau memperjuangkan ya take it.

Karna diam itu tidak selamanya emas.


Senin, 07 Maret 2022

1000 Candi dalam Satu Malam di Prambanan, Benarkah?

    Siapa sih di sini yang gak kenal sama kisah lengendaris Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso? Kisah yang menceritakan terbangunnya 1000 candi dalam semalam sebagai syarat untuk Bandung Bondowoso dapat mempersunting Roro Jonggrang. Wah.. kedengarannya menarik ya. Tapi, apa bener ada 1000 candi dalam satu malam?


Source :https://cewekbanget.grid.id/

    Kisah legendaris tersebut menjadi cerita asal muasal candi yang sekarang dikenal dengan Candi Prambanan. Candi megah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu memang sangat terkenal seantero Indonesia Raya bahkan ke mancanegara(?). Tapi secara logika memang gak mungkin buat ngebangun candi megah seperti itu hanya dalam waktu satu malam. Nyatanya, Seribu candi yang dimaksudkan dalam kisah legendaris Roro Jonggrang itu adalah Candi Sewu yang terletak di bagian utara komplek Candi Prambanan. Yang jumlah candinya nggak sampai seribu. Candi Sewu yang berdenah mengikuti pola mandala ini berjumlah 249 candi saja dengan rincian 1 candi utama, 8 Candi Apit dan 240 Candi Perwara. Penggarapan candi ini juga nggak dilakukan dalam waktu singkat kayak di legenda, loh.. melainkan mencapai ratusan tahun. Bahkan hingga beberapa kali pergantian kemimpinan kekuasaan.

    Candi Prambanan ini dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari kerajaan Mataram Kuno. Candi Prambanan (Shivagrha) ini merupakan bangunan suci Hindu-Shivaisme di lokasi yang mana memang berdekatan sebagai simbol kerukunan antar umat beragama.

    Pada masa kekuasaan Mpu Sindok, sekitar tahun 930 Masehi, pusat pemerintahan kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur karena erupsi Gunung Merapi yang menyebabkan Candi Prambanan ini terbengkalai. 

    Sekarang pertanyaannya, Kenapa Candi Sewu atau candi seribu itu dikatakan seribu padahal jumlahnya tidak mencapai seribu? Ini karena.. orang Jawa malas menghitung dan seringkali kalau mempersepsikan ‘banyak’ cukup dengan kata sewu alias seribu. Contoh lainnya adalah bangunan Lawang Sewu atau seribu pintu di Semarang, yang nyatanya hanya memiliki 928 pintu saja.

    Kalau kalian kira-kira bisa bikin apa ajanih dalam semalam?


Diam Tidak Selalu Emas:

Pernah nggak sih kalian punya doi atau bestie yang kalo ditanya “Kenapa sih, kok diem aja?” malah jawabnya nggakpapa atau cuman hurus ...