Pernah nggak sih kalian punya doi atau bestie yang kalo ditanya “Kenapa sih, kok diem aja?”
malah jawabnya nggakpapa atau cuman hurus "g" doang atau mungkin waktu ditanya “Aku ada salah, ya? Tolong jelasin dulu biar aku
ngerti” eh jawabannya malah “pikir aja sendiri!”….. trus habis itu diem gatau
sampe kapan..
Itu tuh ... sikap kayak gitu sering disebut dengan Silent Treatment, jadi.. buat kalian yang sering banget ngalamin marah, diem-dieman tanpa arah ketika marah, tulisan ini cocok banget! dijamin deh!
Silent
treatment itu tindakan dimana mendiamkan seseorang ketika lagi ada konflik.
Tapi.. silent treatment ini beda ya sama waktu jeda untuk regulasi emosi…
Mungkin ada yang bingung bedanya antara silent treatment dengan waktu jeda
Silent treatment :
- · Tujuannya untuk menghukum orang lain dengan harapan dia akan mengerti sendiri.
- · Gak ada batas waktunya mau diam sampai kapan
- · Tidak didasari keinginan untuk menyelesaikan masalah
Waktu Jeda :
- ·
Tujuannya
unutk menenangkan emosi, memulihkan energy, dan berikir lebih jerniih.
- ·
Ada
deadline/batas waktu yang sudah disepakati.
- ·
Didasaari
keinginan untuk memberikan respon yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah.
Jadi sudah jelas kalau silent treatment itu bukan tindakan yang baik… ya gimana orang lain bias ngerti kalau kamunya cuma diem-diem bae… kan mereka juga bukan cenayang yaa yang bisa baca pikiran kamu…
Karena
komunikasi yang tidak lancar adalah salah satu tanda hubungan yang tidak sehat.
Jadi, kalau kamu memang sudah gak bisa menerima dan mentolerir lagi masalah itu,
sebaiknya bicarakan saja dengan jujur
Karena gimana pun juga, kamu bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan apa yang kamu pikirkan, rasakan, dan keputusan yang akan dibuat bersama..
Kalau sudah tidak nyaman dengan hubungan itu ya leave it,
Kalau masih mau memperjuangkan ya take it.
Karna diam itu tidak selamanya emas.